Untuk melihat sejauh mana dampak atau multipplier effect yang dihasilkan dari event balap motor di Mandalika, tidak an sich dari sisi untung-rugi perusahan.
Athari berpendapat bahwa ITDC dan MGPA kurang inovatif dalam mengemas event di Mandalika dan terkesan hanya berpangku tangan.
Baca Juga:
WSBK Mandalika Rugi Rp100 M? Anak Buah Erick Buka-Bukaan
"Populer atau tidaknya event tersebut, akan tetapi ITDC ini kami lihat tidak kreatif atau yang bersangkutan tidak cerdik untuk menggali efek domino dari setiap event," jelasnya.
Bukti ketidakseriusan ITDC dan MGPA, kata Athari, dapat dilihat dari kinerja dan fasilitas penunjang yang disiapkan dalam event-event internasional di Mandalika.
"Jadi kami meminta kalau ITDC dan MGPA sudah tidak sanggup lagi, hengkang saja sekalian ketimbang mengubur mimpi dan harapan warrga untuk perkembangan pariwisata NTB," jelasnya.
Baca Juga:
Kementerian BUMN Jelaskan Soal Ajang WSBK Mandalika Disebut Merugi
Mandalika, kata Athari, merupakan salah satu Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Seharusnya, pihak pengelola kawasan mesti aktif memutar otak agar bagaimana menghidupkan kawasan tersebut dengan event-event berkelas.
"Kok mereka malah berencana menghapus kalender event yang sudah berjalan, kok enak mereka main hapus bukankah untuk mendaptkan izin sebagai tuan rumah baik itu WSBK atau MotoGP begitu sulit dan banyak daerah atau negara yang juga minat," kata Athar.
Tanggapan ITDC