PLN membangun time line, yakni 2025-2030 sudah mengharamkan PLTU baru, bahkan diharapkan di 2025 ada penggantian PLTU dan PLTMG dengan pembangkit listrik EBT.
Selain itu, saat ini PLN mulai melaksanakan program Reduce-Emission-Initiatives dengan co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca Juga:
PLN Sukses Reduksi 32 Juta Metrik Ton Emisi Karbon pada 2022
Langkah ini mencampurkan bahan bakar batu bara dengan biomassa di sekitar pembangkit seperti sekam pagi, limbah sawit, sampah dan serbuk gergaji.
Sejauh ini, PLN telah melaksanakan ujicoba co-firing pada 26 PLTU dengan porsi biomassa sebesar 1 - 5%.
Pada 2024, diperkirakan kapasitas total co-firing pada PLTU PLN mencapai 18 GW. Nantinya, pencampuran bahan bakar ini akan dilakukan di seluruh 52 PLTU.
Baca Juga:
Sri Mulyani: RI Pencetak Emisi Terendah di G20, Data Pendukungnya
Bahkan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) melakukan uji coba penggunaan 100 persen biomassa cangkang kelapa sawit sebagai pengganti batu bara (co-firing).
Anak usaha PLN itu melaksanakan uji coba di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, dengan kapasitas 2x7 megawatt (MW).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo berujar, penggunaan biomassa ini mendukung energi bersih.