Ia menilai, untuk menyelesaikan tugas ini, PLN perlu dukungan dari TNI.
"Kami sudah mempersiapkan banyak hal. Dari perencanaan, perhitungan, dan pemetaan. Tetapi, jika kita bicara bentang alam, teritori, bentang sosial-budaya, kami sangat terbatas. Kami punya keahlian teknis dan operasional, tetapi yang punya pengetahuan dan kapasitas menangani masyarakat, menangani bentang alam adalah TNI," ujar Darmawan.
Baca Juga:
PLN UP3 Kebon Jeruk Gelar Pertemuan dengan Pelanggan, Bahas Tagihan Rp 41 Juta
Ia juga mengatakan, dalam melaksanakan mandat melistriki Indonesia, PLN tengah menjalankan program penyediaan listrik untuk 433 Desa di Papua sebagai bagian dari program Papua Terang.
"Ini sudah berjalan dua tahun, dan alhamdulillah atas arahan Pak Menteri ESDM dan dukungan dari TNI mayoritas desa target program sudah berhasil dilistriki," tambah Darmawan.
Dari 433 desa tersebut, terdapat desa-desa yang membutuhkan pengamanan khusus sehingga dapat segera terlistriki.
Baca Juga:
PLN UIW MMU Listrik 6 Desa di Kabupaten Aru Maluku
"Untuk itu, PLN memohon bantuan TNI untuk mendampingi dalam melakukan survei dan pemasangan SPEL (Stasiun Pengisian Energi Listrik) serta baterai listrik di desa-desa tersebut. Kami tidak bisa membayangkan Pak, kalau kami harus melakukan itu sendirian," ujar Darmawan.
PLN akan memasang 8.000 APDAL (Alat Penyalur Daya Listrik) dan 300 SPEL (Stasiun Pengisian Energi Listrik) pada desa-desa yang belum terlistriki di Papua.
"Ini semua akan dipasang pada tahun 2023. Dalam prosesnya, karena ini pemasangan APDAL dan SPEL ini dilakukan di daerah rawan secara sosial, sering kali juga secara geografis, maka kami sangat butuh dukungan TNI," kata Darmawan.