PLN NTB juga sudah menggunakan bioenergi ini di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) melalui teknologi co firing, yakni penggunaan biomassa sebagai bahan bakar substitusi batu bara, baik sebagian ataupun seluruhnya.
Jenis co firing yang digunakan adalah sampah yang telah diolah menjadi solid recovered fuel, sekam padi, serbuk kayu, bonggol jagung dan juga serpihan atau potongan kayu. Melalui teknologi ini, PLN tak hanya mengurangi angka ketergantungan akan batu bara tetapi juga menghasilkan energi yang lebih bersih.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Pemerintah Beri PLN Kewenangam Kelola Ekspor-Impor Listrik Demi Tingkatkan Efisiensi dan Keamanan Energi
"Implementasi co firing akan memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon. Tak hanya itu, juga akan berdampak pada pergerakan ekonomi masyarakat karena akan melibatkan banyak masyarakat dalam proses implementasinya," ucap Anton.[ss]