NTB. WahanaNews.co - PT PLN (Persero) menggandeng Majelis Desa Adat (MDA) Bali dan Komunitas Pelayang Bali untuk turut mendukung kesuksesan Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (KTT AIS) Forum pada 10-11 Oktober 2023.
Manager Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial (TJSL) PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali I Made Arya di Denpasar, Bali, Selasa mengatakan dukungan dari MDA dan komunitas pelayang Bali sangat penting menyukseskan KTT AIS Forum 2023 seperti sinergi yang telah dilakukan pada saat menyukseskan KTT G20 lalu terutama dalam menjaga pasokan listrik tetap aman.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Ajang akbar KTT G20 tahun 2022 berjalan sukses dan lancar, serta aman itu tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak, dan ada satu hal yang menjadi kunci kesuksesan sebuah agenda akbar yakni ketersediaan listrik,” kata Arya.
Untuk itu, pihaknya berharap agar permainan layang-layang dapat dihentikan sementara selama pelaksanaan acara agar risiko jaringan listrik terkena gangguan layang-layang dapat ditiadakan.
“Layang-layang menjadi salah satu penyebab gangguan kelistrikan, di mana pada tahun 2022, terdapat 186 layang- layang yang ditemukan tersangkut di jaringan, namun belum sampai menjadi gangguan, sedangkan tahun 2023 hingga September ini telah naik mencapai 144%,” kata dia.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Arya menyebutkan pada tahun 2022, di Bali terdapat 33 kali gangguan listrik akibat layang-layang dan pada September 2023 telah meningkat mencapai 60 kali gangguan. Karena itu, sinergi dan kolaborasi berbagai pihak sangat penting dimana hobi bermain layang-layang tidak menjadi penyebab yang merugikan masyarakat apalagi ajang bertaraf internasional tersebut.
Sementara itu, Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menyampaikan agar seluruh pihak dapat bekerja sama menyukseskan konferensi internasional yang akan berlangsung pada 10-11 Oktober 2023 mendatang.
“Semua stakeholder dan termasuk pecinta seni layangan agar bersama-sama supaya seni, budaya, dan kreasi atau senang layangan itu tetap bisa berjalan, tapi yang paling penting adalah jangan sampai aktivitas layangan mengganggu jaringan listrik yang merupakan obyek vital,” ujarnya.