Sejak pandemi, kamar-kamar di penginapan Tomi kosong. Kamar mulai diisi oleh pegawai sirkuit sekitar Maret 2021 dengan biaya sewa Rp 800 ribu per bulan. Saat WSBK, dua kamar Toni disewa dengan harga Rp 300 ribu per malam.
"Lumayan, terisi dua kamar pas tiga hari kemarin," ucap Tomi yang mengelola penginapan bernama Homestay Robby.
Baca Juga:
Pertamina Mengajak Konsumen Rasakan Pertamax Turbo di Sirkuit Mandalika
Anom berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pembiayaan pengusaha yang hendak membangun homestay. Ia berkata bantuan bisa berupa pinjaman modal untuk membangun penginapan.
Anom mencontohkan pinjaman ringan seperti yang dikucurkan BUMN PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). Pinjaman ini diberikan untuk pengusaha penginapan di desa wisata yang hendak membangun atau merenovasi penginapan.
Pinjaman yang diberikan memiliki plafon hingga Rp150 juta dengan bunga datar 3 persen. Tenor cicilan diberikan hingga 10 tahun sesuai kebutuhan masyarakat. SMF pun memberi relaksasi 1 tahun terakhir untuk pembebasan biaya cicilan karena dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Pemkab Lombok Tengah NTB Mengusulkan Pembangunan Kantor Imigrasi
Hingga saat ini, ada 11 desa wisata yang telah menerima bantuan dana. Dua desa wisata di sekitar Mandalika, Kuta dan Merta, telah menerima total Rp811 juta. Uang itu diterima oleh 7 homestay di Kuta dan 4 homestay di Mertak.
"Kami apresiasi program SMF. Ini inspirasi masyarakat yang belum ada homestay. Ketika mereka lihat banyak tamu, mereka akan berpikir menjadikan rumahnya homestay," tutur Anom. [dny]