WahanaNews-NTB | Seorang pawang hujan bernama Damai Santoso alias Amaq Daud (49), warga Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, merasa dicemarkan nama baiknya.
Gegaranya, dia dituding gagal mengendalikan hujan saat perhelatan World Superbike (WSBK), beberapa hari lalu.
Baca Juga:
Pertamina Mengajak Konsumen Rasakan Pertamax Turbo di Sirkuit Mandalika
Tak terima dengan tudingan itu, Damai melaporkan kasus itu ke polisi.
Damai merasa difitnah akibat tudingan gagal mengendalikan hujan saat perhelatan World Superbike (WSBK), beberapa hari lalu.
Ia melaporkan sebuah akun Facebook dan Twitter dengan nama @leekuwangso yang diduga mengunggah fotonya di Sirkuit Mandalika dan menyebutnya sebagai pawang hujan yang gagal melakukan kontrol saat balapan.
Baca Juga:
Pemkab Lombok Tengah NTB Mengusulkan Pembangunan Kantor Imigrasi
Bagi Damai, kata-kata yang disebutkan dalam akun tersebut sangat menjatuhkan harga dirinya bersama keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya.
Adapun dalam akun media sosial tersebut memajang fotonya dengan Presiden Joko Widodo dan menuliskan sebagai berikut:
the traditional rain controller not working at # WorldSBK (red: pawang hujan). Hujan badai guyur sirkuit mandalika, balapan pertama world not working alias gak mempan.
Damai selama ini memang dipercaya mampu memindahkan hujan atau menggeser hujan agar tidak jatuh di wilayah yang diminta.
Namun, ia menjelaskan, tak pernah diminta oleh penyelenggara balapan WSBK untuk mengatasi hujan sebagaimana yang biasa dilakukan.
"Saya tidak pernah diminta sebagai pawang hujan oleh penyelenggara balapan, tapi kenapa foto saya ditampilkan seolah-olah saya sebagai pawang saat balap, dan ada kata-kata olokan juga," kata Damai, Selasa (23/11/2021).
Diterangkan Damai, foto yang ditampilkan dalam akun tersebut adalah foto saat kedatangan Presiden Joko Widodo ketika peresmian Sirkuit Mandalika pada Jumat (12/11/2021).
"Foto saya yang dipajang itu waktu Pak Jokowi datang, memang saya waktu itu disuruh sebagai pawang hujan, tapi bukan pada saat balapan," kata Damai.
Damai menilai, posting-an tersebut membuatnya merasa dicemarkan nama baiknya dan keluarganya.
"Sebenarnya saya tidak masalah, tapi banyak dari keluarga merasa nama baiknya dicemarkan atas olok-olokan di posting-an itu," ujar Damai.
Damai berharap ke aparat kepolisian agar pelaku yang mengunggah foto tersebut diproses, dan meminta maaf kepada dirinya, keluarga, dan masyarakat tempatnya tinggal atas ucapan yang tidak sesuai fakta dan perbuatannya.
"Harapan saya, ya semoga pelakunya dapat segera ditemukan dan meminta maaf, atas apa yang dituliskan tersebut tidak sesuai keadaan sesungguhnya," ucapnya.
Sebagai pawang hujan, Damai menjelaskan, dirinya hanya bisa berdoa ke Sang Pencipta, agar hujan tidak turun di lokasi mana ia hajatkan.
Selebihnya berhasil dan gagal menurutnya itu merupakan kehendak Tuhan sang maha kuasa.
"Kita hanya bisa mensyaratkan dengan berdoa kepada Tuhan. Masalah bisa atau tidak hujan turun atau tidak kita serahkan kepada sang maha kuasa," kata Damai.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, Iptu Redho Rizki Pratama, membenarkan laporan Damai yang diterimanya pada Senin (22/11/2021).
"Iya ada laporan kemarin dari Pak Damai (pawang hujan) dugaan atas pencemaran nama baik," kata Redho, saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan singkat. [dny]