WahanaNews-NTB | PT PLN (Persero) mengatur tiga skenario dalam upaya melakukan transisi energi, yang salah satunya adalah beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan secara bertahap.
“Untuk mengurangi emisi, PLN membangun skenario transisi energi tidak hanya fokus pada satu skenario tetapi kami membuka tiga skenario,” kata Executive Vice President of Energy Transition and Sustainability PLN Kamia Handayani di Jakarta, Senin.
Baca Juga:
Unit dengan Nilai Tertinggi, UID Jakarta Raya Raih Penghargaan Platinum Papua Pada ESG Nusantara Plaudit 2024
Skenario pertama terkait dengan transisi menuju energi baru terbarukan (EBT). Meski begitu, Kamia mengatakan PLN tidak akan langsung bertransisi dari energi fosil ke EBT secara menyeluruh, melainkan secara bertahan.
Kamia menjelaskan PLN terus memantau perkembangan teknologi yang bisa diterapkan oleh perusahaan dalam upaya bertransisi energi.
Skenario kedua terkait pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLN memang berencana menutup PLTU, namun Kamia menggarisbawahi rencana tersebut tidak diterapkan ke seluruh PLTU milik PLN.
Baca Juga:
Dukung Pencegahan Stunting, PLN Berdayakan Peternak Ayam Petelur di Kabupaten Malang
“Tidak semua PLTU kami pensiunkan. Ada yang kami pertahankan tetapi disertai dengan teknologi co-firing, amonia, CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage), dan gas,” ujar Kamia.
Ia menambahkan, pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) juga tidak akan dipensiunkan seluruhnya, tetapi juga menerapkan co-firing dengan hidrogen.
Kamia juga menyampaikan PLN lebih berfokus pada peralihan dari power generation menuju low carbon power dalam upaya bertransformasi ke energi hijau.