Orang Tiongkok meyakini jika ledakan mampu mengusir roh jahat.
Seseorang yang sedang terlibat di bawah kembang api mungkin akan kagum dengan keindahan langit malam yang dipicu oleh sinar ledakannya tersebut.
Baca Juga:
Desak-desakan Saat Pesta Kembang Api di Uganda, 9 Orang Tewas
Bagi sebagian masyarakat muslim yang menyambut Hari Raya dengan menyalakan kembang api pun juga tanpa alasan.
Diketahui, pada jaman dahulu, ada beberapa ulama di desa-desa terpencil yang mengibaratkan letusan kembang api sebagai simbol meledaknya dosa-dosa manusia.
Idul Fitri sendiri bermakna kembali suci. Umat yang telah selesai menjalankan ibadah di bulan Ramadan kemudian merayakan Idul Fitri, akan dianggap kembali suci seperti anak yang baru lahir.
Baca Juga:
Malam Pergantian Tahun, Pemkab Tapteng Gelar Pesta Kembang Api
Maka dari itu, dengan menyalakan kembang api, dosa-dosa manusia diibaratkan meledak kemudian menghilang. Dan kita semua akan kembali suci.
Meski demikian, cerita tersebut merupakan fiksi yang dibuat sejumlah ulama atau tokoh agama dengan alasan agar umat semakin semangat menjalankan ibadah, terlebih dosanya telah dihapuskan berkat ibadah selama bulan Ramadan.
Namun, bukan berarti manusia akan hidup dengan tanpa dosa. Manusia akan senantiasa melalukan khilaf yang memiliki konsekuensi dosa.