Menurutnya, digitalisasi pertanian ini sangat penting karena bukan hanya untuk aspek distribusi dan pemasaran tapi juga untuk kegiatan pra produksi, proses produksi, panen hingga pascapanen.
Dengan begitu, produksi pertanian Sumsel akan meningkat dan mencegah terjadinya kegagalan panen.
Baca Juga:
Banjir Rob Parah di Labuhanbatu Utara: Ribuan Rumah dan Lahan Terendam
Bagi BI, kegiatan ini tak lain bermuara pada upaya mengendalikan inflasi daerah. Sejak lima tahun terakhir, tiga komoditas yakni bawang merah, cabai merah dan telur ayam ras selalu menjadi penyumbang inflasi di Sumsel sehingga BI membuat proyek percontohan pengembangannya di STP Ogan Ilir ini.
"Kami berharap dengan penerapan digital farming ini dapat mendongkrak produksi pertanian khususnya bawang dan cabai sehingga dapat membantu stabilitas harga dan produksi di Sumsel," kata Erwin. [dny]