WahanaNews-NTB | Gede Pasek Suardika (GPS) jadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) usai keluar dari Partai Hanura. Sebelumnya, Gede Pasek adalah kader partai Demokrat.
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menghormati Gede Pasek berlabuh ke partai barunya. Ia yakin pilihan tersebut sudah dihitung secara matang.
Baca Juga:
Wisatawan Indonesia Meningkat Tajam, 731 Ribu Perjalanan ke Luar Negeri di Oktober 2024
"Kami menghargai dan menghormati keputusan Bli Gede Pasek yang meninggalkan posisi sebagai Sekjen di Partai Hanura kemudian bergabung dan didaulat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara. Pilihan ini tentunya telah dipertimbangkan dan dikalkulasi secara matang," katanya lewat pesan tertulis, Minggu (31/10).
Kamhar mengungkapkan, selain cerdas dan berintegritas, Pasek adalah sahabat yang loyal. Kata dia, pindah partai politik adalah pilihan yang sah dan legal ketika memilih berjuang dan mengabdi melalui jalan politik, apalagi mendirikan partai politik baru.
"Itu pilihan jalan yang terhormat. Kami respek dengan politisi-politisi seperti ini. Bukan mengambil jalan pintas untuk 'membegal' Parpol lain sebagai mana dilakukan KSP Moeldoko dan kaki tangannya yang memilih jalan pintas dengan cara-cara yang ilegal dan melawan hukum," tuturnya.
Baca Juga:
Bukan Awan Biasa, BMKG Klarifikasi Fenomena Langit Jakarta yang Memukau
Menurutnya, KSP Moeldoko mestinya belajar banyak ke Pasek yang pernah berada pada naungan partai yang sama. Yaitu Partai Hanura agar menempuh cara-cara yang kesatria, terhormat, dan bermartabat ketika masuk ke dunia politik.
"Bukan malah sebaliknya, mempertontonkan arogansi dan melabrak semua aturan dan kepatutan. Itu gaya politik feodal yang yang kontra produktif dengan demokrasi," tandas Kamhar.
Gede Pasek Suardika (GPS) menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) setelah keluar dari Partai Hanura. Salah satu inisiator PKN, Sri Mulyono, membenarkan informasi ini.