"Lulusan SMP dengan lulusan S-1 jelas berbeda bagaimana cara berpikirnya. Maka, tidak heran di Indonesia maupun di negara tetangga, strata sosial seseorang salah satunya bisa dilihat dari pendidikannya," jelas Syahroni.
Dia lalu menambahkan bahwa pendidikan seseorang berpengaruh terhadap arah sosial ke depan.
Baca Juga:
Pemkab Lebak Ajak Masyarakat Cegah Pernikahan Dini untuk Kurangi Dampak Buruk
Pernikahan dini yang marak terjadi pun, salah satunya terjadi karena angka putus sekolah yang tinggi.
Ketika seseorang fokus terhadap studi, maka kecil peluang untuk melakukan pernikahan dini.
Dalam edukasi ini Syahroni tak lupa mengingatkan bahwa ada banyak bahaya dan dampak dari pernikahan dini seperti stunting yang mungkin terjadi dan angka perceraian yang tinggi.
Baca Juga:
Kaltara Lindungi Hak Anak dengan Upaya Pencegahan Perkawinan Dini
Syahroni mendorong agar para siswa-siswi ini nantinya bisa masuk ke perguruan tinggi dan mendapatkan hak pendidikan yang layak.
Untuk itu, akan ada lanjutan dari kegiatan berupa koordinasi dan monitoring siswa untuk mengetahui perkembangan pasca edukasi.
"Bahwa siswa-siswa yang ada di Sembalun, harus fokus pada cita-citanya. Jangan biarkan pernikahan dini meredupkan cita-cita Anda. Boleh bercita-cita menjadi polisi, dokter, insinyur, dan dilalui secara bertahap. Saat ini, banyak sekali program-program afirmasi dalam bentuk beasiswa yang memungkingkan setiap anak di Indonesia mencapai mimpi-mimpinya. Beasiswa yang tersedia contohnya ada Bidikmisi atau yang sekarang menjadi KIP-Kuliah Merdeka," tegas Syaroni.