WahanaNews-NTB | PT PLN (Persero) terus mendorong masyarakat untuk beralih dari energi berbasis fosil (BBM) ke energi berbasis listrik untuk bisa menghemat ongkos produksi sekaligus mengurangi emisi karbon untuk lingkungan yang lebih baik ke depan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam PLN Innovation & Competition in Electricity (ICE) 2022 mengajak insan muda PLN maupun masyarakat untuk bisa mengembangkan inovasi dalam teknologi.
Baca Juga:
Kembangkan Eduwisata Lebah di Garut, PLN Haleyora Power Salurkan Bantuan Alat Pengolahan Madu
Menurut dia, hal ini penting karena dengan beralihnya masyarakat dari energi berbasis fosil ke listrik membutuhkan pengembangan teknologi maupun alat yang bisa mengadaptasi perubahan ini.
"PLN jadi salah satu pelaku utama agar generasi masa depan mendapatkan masa depan yang lebih baik. Untuk itu, kita perlu mengembangkan inovasi teknologi yang tepat guna untuk bisa menjawab perubahan dari bahan bakar fosil ke berbasis listrik," ujar Darmawan.
Salah satu program yang dikembangkan oleh PLN saat ini adalah mendorong kendaraan listrik, pertanian berbasis listrik Electrifying Agriculture dan Electrifying Marine.
Baca Juga:
Pendapatan PLN Tumbuh Signifikan Mencapai Rp487 Triliun, Ditopang Peningkatan Penjualan Tenaga Listrik
Darmawan menilai, melalui tiga program ini masyarakat tidak hanya berperan aktif dalam pengurangan emisi tetapi juga bisa menghemat ongkos produksi.
Darmawan menjelaskan impor minyak mentah saat ini hampir sangat besar. Kondisi ini harus dimitigasi agar tidak membebani APBN maupun Current Account Defisit (CAD).
"Untuk itulah perlu ada inovasi agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," tambah Darmawan.
PLN juga mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik yang terbukti lebih hemat.
Sedangkan dari sisi Electricfying Agriculture, petani diyakini oleh Darmawan bisa lebih hemat dan meningkatkan produktivitas jika peralatan pertaniannya diganti berbasis listrik.
Hal ini melepas ketergantungan para petani dari BBM.
Selain itu, kata Darmawan PLN juga melakukan Electrifying Marine dengan penyediaan fasilitas listrik di pelabuhan.
"Ini sudah kita lakukan di daerah-daerah perikanan laut. Misalnya di kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan lainnya. Kapal-kapal yang sandar tidak lagi bakar solar, hanya pakai listrik yang sangat irit," tambah Darmawan.
Vice President Market Intelligence & Ekonomi Analitis PLN, Henri Firdaus mencatat hingga Juli 2022, capaian PLN dalam mendorong masyarakat pertanian memakai listrik mendapat sambutan yang baik.
Pada tahun ini, total pelanggan Electrifying Agriculture mencapai 178.127 pelanggan dengan daya terpasang mencapai 2.966 MVA.
"Melalui Electricfying Agriculture, kami ingin meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini bisa juga membantu petani untuk menghemat biaya operasional mereka. Dari menggunakan BBM dan LPG, kita konversi menjadi listrik," ujar Henri.
Henri menjelaskan PLN tidak hanya memastikan pasokan listrik yang andal dan aman tetapi dalam program Electricfying Agriculture ini, PLN juga sampai melakukan perakitan dan pengkonversian alat pertanian ke berbasis listrik.
PLN mengubah traktor yang berbasis solar menjadi traktor listrik.
"Kami juga assembly penggilingan padi berbasis listrik. Tentu masih banyak teknologi yang bisa lebih hemat lagi untuk bisa mendorong Electricfying Agriculture ini perlu inovasi semua pihak untuk menciptakan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan lagi," ujar Henri. [dny]