WahanaNews-NTB | General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara Wahidin di Mataram, Selasa, (26/04/2022) menjelaskan, kebutuhan listrik di Pulau Sumbawa diprediksi terus meningkat seiring dengan pengembangan dan pembangunan daerah yang terus berjalan.
PT PLN (Persero) siap meningkatkan keandalan sistem kelistrikan melalui penambahan gardu induk baru berkapasitas 20 megavolt ampere (MVA) untuk pengembangan investasi pertambangan dan kemajuan ekonomi di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
"Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang memiliki dampak kepada masyarakat, PLN siap menyediakan keandalan sistem untuk menunjang aktivitas perekonomian dan investasi di daerah," katanya.
Wahidin mengatakan penambahan gardu induk sebesar 20 MVA didorong oleh investasi yang dilakukan oleh PT Sumbawa Jutaraya (SJR) yang bergerak di bidang pertambangan (tambang emas) yang akan mengelola tambang emas baru seluas 8.687 hektare di Pulau Sumbawa
Perusahaan itu membutuhkan daya energi listrik mencapai 17 megawatt (MW) untuk menunjang operasionalnya.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
"Lokasi penambahan gardu induk baru tersebut direncanakan di wilayah Pelampang, Sumbawa, dan akan kami sambungkan dengan sistem Tol Sumbawa yang sudah beroperasi, atau secara teknis akan kami tapping pada transmisi SUTT 150 kV Labuhan - Empang," ujarnya.
Saat ini, kata Wahidin, rencana pembangunan Gardu Induk Plampang memasuki tahap prakonstruksi, yakni proses penyelesaian pengadaan lahan lokasi pembangunan, perencanaan desain teknis, dan perencanaan sistem penyaluran dan interkoneksi.
Kebutuhan suplai energi listrik di Pulau Sumbawa ditopang oleh pembangkit utama yakni PLTU Sumbawa Barat 14 MW, di Taliwang Sumbawa Barat, PLTMG Sumbawa 50 MW, di Labuhan Sumbawa, dan PLTMG Bima 50 MW, di Bonto Bima, dan ketiga pembangkit utama tersebut terkoneksi melalui saluran Tol Listrik Sumbawa.