Harga panen kopi yang murah membuat banyak petani di Dusun Kamojang, Desa Laksana, Ibun, enggan merawat kebunnya.
Imbasnya, pohon kopi tidak produktif.
Baca Juga:
Prabowo Hadiri KTT BRICS 2025, Tiba di Brasil dengan Sambutan Militer
Kebun kopi ditumbuhi alang-alang.
“Sebagian petani kembali menanam sayuran. Hal ini kurang baik bagi lingkungan karena tidak optimal dalam menahan air. Tetapi, kalau bertahan menanam kopi tanpa pengolahan, petani akan merugi,” ujarnya.
Melalui Kelompok Tani Gunung Kamojang, Sudarman dan sejumlah petani lainnya diberi berbagai pelatihan, mulai dari cara menanam kopi hingga proses pascapanen.
Baca Juga:
Sound Horeg Dinilai Mengganggu, PBNU hingga Pemprov Jatim Serukan Penertiban
Mereka juga mendapatkan bantuan beberapa alat pengolahan kopi, seperti mesin pengupas kulit basah atau pulper, pengupas kulit kering atau huler, grinder, dan mesin sangrai.
Berbekal pelatihan dan peralatan itu, petani semakin terampil mengolah kopi.
Mereka tak lagi menjual hasil panen berbentuk buah ceri.