WahanaNews-Mandalika | Sebelum menggelar MotoGP Mandalika, perjuangan panjang ITDC merayu Dorna agar MotoGP kembali ke Tanah Air.
MotoGP Mandalika memunculkan Miguel Oliveira dari KTM Red Bull sebagai pemenang.
Baca Juga:
Mahkamah Konstitusi Terima 206 Permohonan Sengketa Pilkada Kabupaten hingga Provinsi
Hadirnya kembali MotoGP di Tanah Air sudah membuat para pecinta olahraga itu terpuaskan dahaganya.
Maklum, Indonesia menunggu selama 25 tahun untuk bisa menyaksikan lagi aksi para pebalap kelas dunia.
Perjuangan menggelar balapan itu rupanya terbilang sulit, karena tidak hanya saat balapan tapi jauh sebelum itu.
Baca Juga:
ASDP Gandeng Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang berperan besar mendatangkan MotoGP ke sini. Boleh dibilang ITDC "nekat" untuk mendatangi Dorna dan meminta Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah lagi.
Itu semua dimulai pada 2012 saat ITDC diserahkan Kawasan Mandalika oleh Pemerintah Indonesia. ITDC pun bingung untuk mengolah tanah seluas 1.200 hektar tersebut karena tidak mungkin mengikuti konsep seperti di Nusa Dua, Bali, kawasan yang juga berada di bawah pengelolaan mereka.
Maka dari itu ITDC pun memilih Sport Tourism sebagai pusat kegiatan di Mandalika.
Sebab, ITDC yakin bahwa olahraga dan wisata bisa berjalan bersamaan, meski butuh waktu lama untuk menuai kesuksesan.
"Yang terjadi kemarin (MotoGP Indonesia) bukan proses instan tetapi akumulasi proses lima tahun hingga menjadi sirkuit," ujar Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer, dalam perjumpaan dengan wartawan di Senayan, Jakarta, Jumat (25/3/2022) sore WIB.
MotoGP pun dipilih ITDC karena basis penggemarnya begitu besar di Indonesia.
Tapi, menggunakan itu sebagai senjata untuk merayu Dorna tidak mudah karena Abdulbar butuh perjuangan ekstra juga merayu CEO Carmelo Ezpeleta.
Pendekatan pertama kepada CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, datang pada Oktober 2017.
Ezpeleta dan Dorna pun akhirnya terpincut oleh kawasan Mandalika setelah memantau kondisi kawasan langsung dari sebuah helikopter setahun setelahnya, tepatnya usai MotoGP Australia.
Saati itu, Dorna diajak oleh Abdulbar menengok Nusa Dua dulu sebelum dibawa ke Mandalika.
Dari pertemuan ketiga itu, Dorna langsung meminta tanda tangan kontrak ke ITDC di awal 2019 dan sempat membuat Abdulbar ragu-ragu.
Pasalnya di tahun itu adalah masanya Pemilu Presiden sehingga situasi politik jadi tidak menentu.
Namun, Abdulbar tetap yakin dan bahkan membawa Dorna untuk bertemu langsung Presiden Jokowi di Istana Bogor pada 11 Maret demi menunjukkan keseriusan Indonesia menggelar MotoGP.
"Saya waktu itu rada nekat, datang bersama tim kecil ke Sepang untuk menemuinya. Setelah pertemuan awal itu, kami diberi undangan ke Qatar pada seri pertama musim 2018. Datang ke Lusail dengan membawa tim lebih lengkap dan desain sirkuit," sambungnya.
"Mereka tertarik karena sirkuit akan dibangun di kawasan yang punya keindahan alam luar biasa."
"Kontrak harus diteken di awal 2019. Ada satu slot yang ketika itu diperebutkan oleh Meksiko, Brasil, Indonesia untuk membalap pada 2021."
Kontrak ITDC bersama Dorna tepatnya diteken pada 28 Januari 2019 untuk WSBK dan MotoGP.
Awalnya kontrak hanya untuk lima tahun, tetapi pihak ITDC meyakinkan Dorna agar memperpanjang menjadi 10 tahun demi mengamankan pembiayaan dengan para investor lokal.
"Alhamdulillah, kontrak 10 tahun diberikan walau kami belum punya sirkuit. Bukti Dorna sangat percaya dengan kondisi di Indonesia. Kita punya engagement tinggi di medsos dan lainnya. Langsung kami amandemen kontrak," demikian Abdulbar M. Mansoer. [rda]