Juara dunia delapan kali itu yakin mampu menyaingi Quartararo dan Bagnaia, tapi dia merasa dominasinya seperti 2019 akan sulit diulangi.
"Selama 2020 aku cuma di rumah dan 2021, yang merupakan musim yang sangat sulit tapi lebih baik di akhir, memang betul bahwa Anda mulai memahami apa yang Anda [capai]. Karena Anda merasa sulit untuk kencang dan konsisten di setiap lintasan di setiap kondisi, tidak jatuh di Hari Minggu. Aku mencoba menganalisis bagaimana aku bisa melakukan itu semua karena sekarang aku merasa aku butuh waktu untuk banyak meningkat kalau aku ingin mengulanginya," kata dia dilansir Crash.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Juara 2 Kategori Inovasi Karya Kehumasan di Ajang AHJ 2024
"Tentu saja, aku merasa sepertinya aku bisa bersaing untuk gelar juara dunia [2022] tapi untuk memenanginya dengan keunggulan lebih dari 100 poin seperti yang pernah kulakukan sebelumnya? Kami sangat jauh dari situ," ungkap Marquez.
"Sekarang itu semuanya sangat ketat di antara para pebalap. Kita tidak bisa mengatakan satu pebalap membuat perbedaan besar seperti empat tahun lalu, tapi persaingan nanti akan menarik. Dua pebalap yang akan sangat-sangat kencang adalah Quartararo dan Bagnaia. Mereka berdua itu balapan dengan sangat baik pada musim lalu, terutama Bagnaia yang mengakhiri musim dengan cara yang bagus. Kami perlu memahami level motor Ducati."
"Terlepas dari itu, aku cuma ingin konsentrasi pada diri sendiri... Utamanya, aku ingin mendapatkan kembali feeling spesial di atas tungganganku. Itu adalah kompromi di antara kondisi fisik plus feeling dengan motor. Aku mulai merasakan feeling spesial itu di balapan-balapan terakhir di 2021, tapi masih belum sempurna tapi saat itu aku mulai lebih dan lebih kompetitif. Ini akan menjadi target di 2022, menemukan feeling. Kalau Anda menemukannya hasilnya akan segera mengikuti," Marc Marquez menyimpulkan. [rda]