"Ketika musim kemarau tiba, suhu udara akan lebih terasa dingin hingga 21 derajat Celcius," katanya.
Suhu akan terasa lebih dingin dari biasanya, karena dipengaruhi oleh angin monsoon Australia yang membawa massa udara kering dan bersifat dingin, angin tersebut bergerak dari Australia menuju Asia melewati Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga:
Cuaca Buruk, Balai Taman Gunung Rinjani Imbau Pendaki Waspada
"Saat musim kemarau kelembaban udara relatif rendah dan tutupan awan yang sedikit akan mempengaruhi suhu saat malam hingga menjelang pagi," katanya.
Hingga Agustus
Baca Juga:
Cuaca Ekstrem, Akses Pendakian Gunung Rinjani Ditutup 3 Bulan
Nur Siti juga mengatakan, saat siang hari matahari akan terasa terik dan menyengat, karena sedikitnya tutupan awan, pada saat itu gelombang pendek yang terpancar dari matahari akan terserap sempurna oleh permukaan bumi.
Saat malam hari yang cerah dan tidak terdapat tutupan awan gelombang panjang akan terpancar seluruhnya ke angkasa tanpa adanya pantulan kembali oleh awan.
"Sehingga, suhu akan terasa dingin dari biasanya," katanya.