"Tentunya Kondisi labuhan bajo yang tidak kondusif pasca aksi demo yang berlanjut pada aksi mogok kerja para pelaku pariwisata akan memicu para wisatawan untuk mengurungkan niatnya berkunjung ke Labuhan Bajo sehingga target PAD pun berpotensi tidak tercapai," terang Taufan.
Jika jumlah kunjungan wisatawan menurun, otomatis ribuan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo akan terancam kehilangan pekerjaan mereka.
Baca Juga:
Dear Traveler, Berikut 4 Destinasi Wisata di Flores Barat yang Wajib Didatangi
Mengutip data dari Disparekrafbud Kabupaten Manggarai Barat, jumlah tenaga kerja di industri pariwisata berjumlah 4.412 orang pada tahun 2019.
"Saat ini, ketika tren pandemi yang menurun dan kunjungan wisatawan mulai meningkat ke Labuan Bajo, ribuan tenaga kerja ini harus kembali dihadapkan pada ancaman kehilangan pekerjaan imbas polemik kebijakan kenaikan tiket masuk 3,75 Juta tersebut. Hal ini seakan mematikan semangat mereka untuk bangkit kembali setelah dua tahun diterpa pandemi," imbuh Taufan.
Untuk itu, Taufan menyarankan agar kebijakan tersebut dikaji ulang, serta disosialisasikan dan diedukasikan kembali kepada masyarakat.
Baca Juga:
Wamenparekraf: Komodo Travel Mart Dorong Pengembangan Pariwisata di NTT
"Tunda dan kaji ulang dulu kebijakan terkait kenaikan tiket, berlakukan masa transisi guna memperkuat sosialisasi dan penguatan edukasi ke masyarakat," pungkasnya. [dny]