WahanaNews-NTB | Enam tahun sudah dokter Mawardi Hamry menghilang tanpa jejak.
Hingga saat ini, dia belum kunjung ditemukan sejak dinyatakan hilang dari rumah dinasnya di Jalan Langko Nomor 31, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 23 Maret 2016.
Baca Juga:
Anggota DPD RI AWK Bali Dilaporkan ke Polisi Terkait Ucapan Kontroversial SARA
Dia menghilang saat masih aktif menjadi Direktur Utama (Dirut) RSUD Provinsi NTB.
Saat menghilang, pihak keluarga berusaha mencari, bahkan menjanjikan bonus kepada orang yang berhasil menemukan Mawardi.
Adik kandung dokter Mawardi, yakni Zulkifli Hamry, mengatakan akan memberi uang Rp 200 juta bagi yang menemukan atau mengetahui keberadaan dokter Mawardi dan hal ini masih berlaku.
Baca Juga:
Siaga Pemilu, PLN NTB Gelar Sosialisasi Pengamanan Aset Perusahaan
"Masih berlaku (bonus Rp 200 juta) untuk orang yang menemukan. Atau minimal menunjuk keberadaannya dan kami akan ke sana," katanya, Jumat (9/9/2022).
Dia mengatakan, uang Rp 200 juta itu bukan merupakan sayembara, namun sebagai bentuk terima kasih jika bisa menemukan dokter Mawardi.
"Itu bukan sayembara, tapi sebagai bentuk terima kasih," ujarnya.
Zul mengatakan sempat pesimistis, karena polisi tidak berhasil menemukan kakaknya.
Bahkan, sudah banyak paranormal ikut mencari, namun keberadaan sang kakak belum berhasil ditemukan.
Namun, dia merasa yakin bahwa sang kakak masih hidup hingga saat ini.
"Saya yakin, Pak Dokter (Mawardi) masih hidup," ujarnya.
Dia menceritakan, sebelum kakaknya menghilang, dr Mawardi sempat menelepon dirinya karena belum bisa pulang ke Desa Kotaraja, Lombok Timur, tempat rumah orangtuanya, karena masih ada pekerjaan.
Namun, beberapa hari kemudian, dia menerima telepon bahwa kakaknya telah menghilang dari rumah dinas.
"Awalnya saya kira dia menikah, karena saat itu masih lajang. Tapi kok ada yang aneh, jadi saya langsung buru-buru ke Mataram," katanya.
Awal kasus tersebut sempat beredar rumor bahwa sang dokter diculik.
Namun, beberapa keterangan saksi mematahkan rumor tersebut.
Polda NTB sebelumnya intens memeriksa sejumlah saksi dalam kasus tersebut.
Menurut keterangan saksi, direktur dijemput pada Rabu malam oleh seseorang dengan mengendarai mobil berjenis Avanza hitam.
Mobil yang menjemputnya dalam keadaan mesin mati, sehingga hipotesis awal polisi bahwa direktur tidak diculik.
Apalagi disebut dia dengan pakaian resmi yang digunakan saat dijemput oleh mobil itu dan hingga kini tak lagi diketahui keberadaannya. [dny]