Bahlil juga memastikan pihaknya akan mengawal realisasi investasi mulai dari financial closing, pembangunan infrastruktur hingga kemudian bisa berproduksi.
"Kita kawal terus, jangan diganggu-ganggu, jangan ada hantu-hantu yang main di lapangan ganggu ini barang. Kalau nggak, bagaimana bisa jalan. Kita kawal sampai dia produksi, baru kita lepas," katanya.
Baca Juga:
Tak Percaya Brigadir RAT Bunuh Diri, Istri Ungkap Suaminya Bertugas Kawal Pengusaha
Bahlil mengungkapkan, UEA masih ada di urutan ke 20-an dalam daftar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia. Pemerintah pun terus mendorong agar investasi UEA bisa terus meningkat sehingga negara Timur Tengah itu bisa masuk dalam daftar lima besar investor utama Indonesia.
Namun, dia mengakui, aturan di Indonesia memang masih berbelit. Namun, di sisi lain, tidak mudah meyakinkan investor UEA untuk menanamkan modal di Tanah Air. karena karakteristik investor UEA bisa dibilang merupakan kombinasi dari semua investor yang sudah pernah ditemuinya mulai dari investor Jepang, China, AS, Korea hingga Eropa.
Dia juga menyebut harus ada ikatan khusus untuk bisa membangun hubungan dengan investor UEA. Di samping itu, mereka juga sangat berkomitmen terhadap lingkungan. "Jadi ini gabungan, makanya tidak gampang," katanya. [non]