WahanaNews-NTB | Mantan ajudan Presiden Joko Widodo, Brigjen TNI Widi Prasetijono telah resmi diangkat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ). Widi menggantikan posisi Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa yang kini dipromosikan sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih.
Serah terima jabatan berlangsung di Markas Besar Angkatan Darat dipimpin KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Senin (31/1/2022). Sertijab diikuti upacara penyerahan tongkat komando di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Penunjukan Widi sebagai orang nomor satu Korps Baret Merah sesuai Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Surat Keputusan Panglima TNI Nomor 66/I/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
Surat tertanggal 21 Januari 2022 tersebut ditandatangani Jenderal TNI Andika Perkasa.
“Brigjen TNI Widi Prasetijono, jabatan lama Kasdam IV/Diponegoro, jabatan baru Danjen Kopassus,” bunyi salinan SK tersebut, dikutip pada Selasa (1/2/2022).
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Dalam upacara sertijab di Cijantung, Widi tampil gagah dengan baret merah dan seragam lapangan Kopassus, loreng darah mengalir. Dengan kepercayaan dari Panglima Andika ini, tak lama lagi bintang emas di pundaknya bakal bertambah satu alias mayor jenderal TNI.
Widi menyampaikan terima kasih kepada Muji. Dia menyatakan siap melanjutkan estafet untuk menjadikan Kopassus terdepan dalam menjalankan tugasnya.
"Saya selaku Danjen baru nanti akan meneruskan perjuangan yang sudah dilakukan oleh para senior. Kita teruskan termasuk semangat solidaritas, profesionalitas semangat prajurit Kopassus kita teruskan. Yang terpenting bagaimana Kopassus bisa mencintai dan dicintai rakyat. Saya minta dukungan," ucap mantan Danrem 074/Wirastrama ini.
Dalam sejarah Kopassus, tidak banyak yang sebelumnya berkarier sebagai tangan kanan (ajudan) Presiden. Setidaknya terdapat empat jenderal pernah berada di sisi Kepala Negara sebelum kemudian dipercaya untuk memimpin pasukan elite TNI AD yang disegani dunia tersebut.
Berikut 4 jenderal tersebut:
1. Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar
Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar menimba ilmu di Akademi Militer dan lulus pada 1963. Rekam jejak serdadu asal Bondowoso, Jawa Timur ini sangat cemerlang. Sebagian besar kariernya berada di Kopassandha (kelak berubah jadi Kopassus).
Wismoyo antara lain menjabat sebagai Dangrup I Kopassandha (1978-1982), Wadan Kopassandha (1982-1983), dan akhirnya dipercaya sebagai Danjen Kopassandha (1983-1985). Sebelum menjadi orang nomor satu di Kopassus, Wismoyo dikenal pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto meski sejumlah kalangan lebih menyebutnya sebagai pengawal dibanding ajudan.
Di situ pula dia menemukan jodoh. Wismoyo menikahi Siti Hardjanti yang merupakan adik Siti Hartinah alias Tien Soeharto. Usai Danjen Kopassus, karier Wismoyo terus melesat menjadi Kasdam IX/Udayana (1985-1987), Pangdam VIII/Trikora (1987-1988), selanjutnya Pangdam IV/Diponegoro (1988-1990).
Jenderal yang sangat dihormati Menhan Prabowo Subianto ini lantas dipercaya sebagai Pangkostrad (1990-1992), Wakil KSAD (1992-1993) dan KSAD (1993-1995). Mantan Ketua Umum KONI Pusat ini meninggal dunia di Jakarta 28 Januari 2021.
2. Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS
Sebagaimana Wismoyo, masa muda Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo ditempa di Korps Baret Merah. Abituren (lulusan) Akmil 1970 ini kelak tidak hanya melesat menjadi Danjen Kopassandha, namun juga KSAD.
Persis Wismoyo pula, Bagyo pernah menjadi perwira di ring satu Soeharto. Rekan satu angkatan Luhut Binsar Pandjaitan ini dikenal pernah menjadi ajudan (pengawal pribadi) Pak Harto.
Rekam jejak Bagyo juga cemerlang. Semasa masih di pasukan, dia salah satu anggota tim operasi Woyla yang membebaskan sandera pembajakan pesawat Garuda DC-9 di Bandara Dong Mueang, Bangkok, Thailand pada 1981.
Untuk diketahui, pesawat yang bertolak dari Jakarta itu transit di Palembang sebelum menuju Bandara Polonia, Medan. Namun, setelah penerbangan dari Palembang, lima orang teroris dari kelompok garis keras Komando Jihad membajak pesawat. Kelompok itu dipimpin Imran bin Muhammad Zein.
Operasi itu berjalan gilang-gemilang. Keberhasilan operasi ini melambungkan nama Kopassus. Nama mereka harum dan menuai pujian internasional. Di dalam negeri seluruh pasukan yang terlibat dalam pembebasan sandera pesawat Woyla itu menerima penghargaan Bintang Sakti dan kenaikan pangkat luar biasa. Begitu pula Subagyo, jenderal berkumis tebal dan berjuluk Bima.
3. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Lulus dari Akmil 1980, Pramono Edhie Wibowo ditempa kerasnya kehidupan prajurit Korps Baret Merah. Putra mantan komandan RPKAD Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo itu mula-mula menjadi Komandan Pleton Grup I Kopassandha.
Kariernya terus menanjak sebagai perwira Operasi Grup I Kopassandha pada 1981 dan selanjutnya Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha pada 1984. Usai menamatkan pendidikan Seskoad, adik Kristiani Herawati Yudhoyono ini menjabat Perwira Intel Operasi grup I Kopassus hingga terus naik menjadi Dangrup 1/Kopassus.
Penugasannya tidak hanya di pasukan, Pramono pernah berada di lingkaran dalam Istana. Pada 2001, dia dipercaya sebagai ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri. Seusai menempuh Sesko TNI sejumlah jabatan di TNI pernah dipegangnya, termasuk dipromosikan sebagai Danjen Kopassus pada 2008-2009.
Pramono selanjutnya dipercaya sebagai Pangkostrad dan akhirnya memegang tongkat komando tertinggi Angkatan Darat alias KSAD pada 2011-2013. Pramono wafat di RS Cimacan, Cianjur pada 13 Juni 2020 karena serangan jantung.
4. Brigjen TNI Widi Prasetijono
Brigjen TNI Widi Prasetijono meneruskan jejak para pendahulunya sebagai ajudan Presiden yang bersinar hingga ditunjuk menjadi Danjen Kopassus. Lulusan Akmil 1993 ini mula-mula juga berkarier di Korps Baret Merah dengan menjabat sebagai Danton Grup 2 Kopassus (1995) dan Kasilog Grup 1 Kopassus (2003).
Pada 2009, Widi berkarier sebagai tentara Baret Hijau. Pria kelahiran 4 Juni 1971 ini dipromosikan sebagai Danyonif 400/Raider.
Kariernya terus menanjak. Widi diberi kepercayaan memimpin teritorial sebagai Dandim 0735/Surakarta (2011-2012). Setelah itu menjadi Pabandya-1/Pampa Spaban II/Pampers Spamad (2012-2014) dan akhirnya masuk Istana sebagai ajudan Jokowi (2014-2016).
Di dunia militer Indonesia, lazim tentara yang pernah berada di ring 1 Presiden bakal semakin mencorong kariernya. Itu pula yang terjadi pada Widi. Dari sisi Jokowi dia dipromosikan sebagai Danrindam III/Siliwangi (2016-2017).
Selanjutnya kembali ke teritorial dengan menjabat Danrem 074/Warastratama (2017-2018) dan Danrem 091/Aji Surya Natakesuma (2018-2020). Widi selanjutnya dipercaya sebagai Kasdam IV/Diponegoro (2020-2022) dan akhirnya menjadi orang nomor satu di Kopassus. [dny]