WahanaNews-Mandalika | Indonesia dan Inggris resmi bekerjasama untuk membangun sistem energi baru terbarukan (EBT) bertenaga matahari di Sumba, Nusa Tenggara TImur.
Pembangkit listrik ini dibangun di dua desa yang sama sekali belum mendapat aliran listrik.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
Perwakilan dari Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat setempat menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan sistem energi terbarukan tersebut di Desa Mata Redi dan Mata Woga.
"Kami sangat mengapresiasi Kedutaan Besar Inggris Jakarta untuk memberikan listrik bersih kepada masyarakat di Desa Mata Redi dan Mata Woga lewat program Mentari," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Sahid Junaidi melalui keterangan pers di Jakarta, Kamis (28/4/2022).
Ia berharap program tersebut berjalan dengan baik dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat, tidak hanya dari segi listrik bersih tapi juga dari segi kualitas hidup.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
"Saya dengan senang hati menyambut kehadiran Program MENTARI di Desa Mata Redi dan Mata Woga. Saya menantikan selesainya proses instalasi pembangkit listrik tenaga matahari ini," ujar Bupati Sumba Tengah Paulus S.K. Limu.
Wakil Duta Besar Inggris di Jakarta Rob Fen juga mengaku senang dengan kerja sama tersebut.
"Semoga kerjasama ini akan mendatangkan listrik bersih, terjangkau, dan dapat diandalkan. Secara bersama-sama, kami menunjukkan bagaimana listrik off-grid dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terpencil,” ujar Rob.
“Proyek percontohan ini memvalidasi rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses terhadap energi terbarukan di seluruh nusantara," tambahnya.
Kerja sama itu menyepakati pembangunan pembangkit listrik tenaga matahari off-grid dan baterai berkapasitas 95 kWp (kilowatt peak) yang akan memberikan energi bersih, terjangkau, dan dapat diandalkan bagi masyarakat.
Sistem ditargetkan akan beroperasi dalam empat bulan dan akan mengalirkan listrik ke 155 rumah dan 11 fasilitas umum di Desa Mata Redi dan 45 rumah dan 1 fasilitas umum di Desa Mata Woga.
Sistem baterai memungkinkan ketersediaan pasokan listrik pada malam hari dari tenaga matahari yang diserap di siang hari.
Sistem tersebut juga akan memungkinkan penggunaan listrik secara produktif, termasuk memaksimalkan hasil pertanian, manajemen air dan irigasi, serta layanan pendidikan dan kesehatan. [dny]