WahanaNews-Mandalika | Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutannya dalam acara puncak peringatan Hari Maritim Nasional ke 58 tahun 2022.
Ia mengatakan cara pandang masyarakat maupun pemerintah terhadap laut harus berubah.
Baca Juga:
Beri Sambutan Acara Puncak Hari Maritim Nasional ke-58, Presiden Jokowi: Cara Kita Melihat Laut Harus Berubah
"Laut bukanlah pemisal, laut adalah penghubung antar pulau. Laut bukanlah belakang rumah yang kita punggungi tetapi laut adalah halaman rumah tempat kita menghadap," tuturnya secara virtual pada Selasa, 27 September 2022.
Ia pun berujar laut bukanlah tempat membuang yang tidak kita perlukan, tapi laut adalah tempat bersandar hidup.
Laut menurutnya, adalah sumber penghidupan di mana banyak rezeki tersimpan di dalamnya.
Baca Juga:
Hari Maritim Nasional ke-58, Presiden Jokowi: Cara Kita Melihat Laut Harus Berubah
Laut juga merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga harus dan dipelihara.
Oleh karena itu, ujarnya, pemanfaatan kekayaan laut harus dilakukan secara bijak. Laut pun harus dijaga untuk kepentingan generasi sekarang dan juga yang akan datang.
Pemanfaatan sumber daya maritim itu perlu, kata dia, tetapi harus secara arif dan bijak.
Adapun penangkapan ikan di laut memerlukan pola penangkapan yang terukur, sesuai azas keberlanjutan sumber daya laut.
Pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan secara arif dan bijak, menurut Jokowi, akan membuat negara Indonesia menjadi kuat dan makmur, berbasis kekuatan kemaritiman.
"Selamat hari maritim nasional. Mari kita wujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Indonesia yang kuat, maju, dan berkeadilan," ucapnya.
Di Indonesia, Hari Maritim Nasional ditetapkan secara resmi pada 23 September. Penetapannya didasari oleh Surat Keputusan (SK) Nomor 249/1964.
Saat itu, penetapan Hari Maritim Nasional diputuskan oleh Presiden Sukarno setelah Musyawarah Nasional (Munas) Maritim I tahun 1963.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan Hari Maritim Nasional memiliki tujuan supaya masyarakat Indonesia sadar potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia sebagai negara maritim.
Peringatan itu guna merayakan segala hal yang telah dilakukan pemerintah dalam hal kedaulatan kemaritiman di Indonesia. [dny]