WahanaNews-Mandalika | Jamur kuping merupakan jenis jamur konsumsi yang banyak penggemarnya.
Jamur kuping yang padat gizi ini dapat dikenali dari warnanya dan bentuknya yang menyerupai telinga.
Baca Juga:
Upaya Pemerintah Kabupaten Barito Utara dalam Penanganan Inflasi Pangan
Anda pun bisa melakukan budidaya jamur kuping untuk menikmati hasil panennya maupun dijual.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, berikut cara budidaya jamur kuping.
Baca Juga:
Lima Cara Tepat Gunakan Micin Sebagai Pupuk Tanaman
1. Persiapan media tanam
Media tanam untuk budidaya jamur kuping berupa campuran serbuk gergaji kayu sebanyak 85 persen, bekatul sebanyak 10 persen, kapur CaCO3 sebanyak 1 persen, dan air secukupnya.
Untuk lahan tanam seluas 100 meter persegi dibutuhkan serbuk gergaji sebanyak 6.120 kg, bekatul sebanyak 720 kg, dan kapur CaCO3 sebanyak 72 kg.
Bahan-bahan tersebut dicampur di atas lantai yang bersih secara merata hingga kadar airnya menjadi 50 sampai 70 persen (dikepal dan sudah tidak ambyar).
2. Proses fermentasi
Fermentasi dapat dilakukan dengan cara mendiamkan media tanam selama tiga sampai lima hari.
Selama proses fermentasi, suhu media akan meningkat hingga mencapai 70 derajat celcius.
Pada tahap ini perlu dilakukan pembalikan atau pengadukan media tanam setiap dua hari sekali agarproses pelapukan terjadi secara merata.
Media tanam siap digunakan jika telah berwarna cokelat atau kehitaman.
3. Pembuatan baglog
Media tanam yang siap pakai kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik berukuran 30 cm x 20 cm hingga setinggi 20 cm, lalu dipadatkan hingga menyerupai botol (baglog).
Pada ujung mulut botol diberi ring, kemudian mulut botol ditutup dengan kapas.
Setelah itu, mulut baglog ditutup plastik agar air tidak masuk saat proses sterilisasi.
4. Proses sterilisasi
Proses sterilisasi baglog jamur dilakukan dengan cara dikukus pada suhu 95 sampai 120 derajat celcius selama enam hingga delapan jam.
Sterilisasi yang merupakan proses penguapan ini dimaksudkan untuk membunuh mikroba liar yang ada.
5. Proses inokulasi
Setelah proses sterilisasi selesai, maka baglog didiamkan di ruang inokulasi sampai suhu normal kembali.
Ruang inokulasi harus dalam keadaan steril dan sirkulasi udara berjalan dengan baik.
Tangan Anda dan bibir botol bibit juga harus disterilkan dengan menyemprotkan alkohol.
Inokulasi dilakukan dengan cara membuka tutup baglog di atas api spiritus, lalu bibit diambil dari botol dengan kawat yang telah dipanaskan agar steril.
Kemudian bibit dimasukkan secara merata ke dalam mulut baglog yang telah diambil kapasnya.
6. Proses inkubasi
Setelah proses inokulasi selesai, baglog diletakkan di dalam ruang inkubasi dengan suhu 28 sampai 35 derajat celcius, kelembapan 89 persen, dan pencahayaan lampu TL 60 watt. Lama masa inkubasi adalah empat hingga delapan minggu.
Pada saat itu, biasanya telah tumbuh miselium putih pada baglog.
7. Pemeliharaan di rumah kumbung
Setelah miselium tumbuh sekitar setengah bagian dari baglog maka baglog dapat dipindahkan ke rumah kumbung.
Di dalam rumah kumbung, miselium terus tumbuh hingga memenuhi baglog sehingga kedua ujung baglog perlu disobek dengan pisau yang steril.
Penempatan baglog di rumah kumbung sekitar lima sampai enam bulan atau sampai tanaman tidak produktif lagi.
Untuk meningkatkan kelembapan udara di dalam rumah kumbung, dilakukan penyemprotan air dengan menggunakan sprayer. [dny]