WahanaNews-Mandalika | Selain karena pemandangannya, ada sentuhan budaya yang terpampang di arena Sirkuit Mandalika yang mencuri perhatian dunia.
Membedah sedikit soal sirkuit, Pertamina Mandalika Internasional Street Circuit memiliki panjang lintasan 4,31 km dengan lebar 15 meter. Di dalamnya sudah ada 17 tikungan yang harus ditaklukkan oleh pembalap.
Baca Juga:
APEC 2025 Jadi Momentum Baru Indonesia–Korea Bangun Kolaborasi Ekonomi dan Pertahanan
Dari 17 tikungan tersebut ada tiga tikungan yang terasa sangat Lombok. Tikungan 10, 16 dan 17 memiliki motif tenun subahnale dari Desa Sukarara.
Motif tenun ini dicat dengan warna merah dan putih di tiga tikungan tersebut. Tidak begitu panjang, persis di tikungan saja.
"Motif ini baru akan terlihat dari udara," ucap Cahyadi Wanda, vice presiden Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
Baca Juga:
Tiga Wakil Indonesia Melaju ke Semifinal Hylo Open 2025, Asa Juara Masih Terjaga
Subahnale memang jadi motif tenun yang hanya ada di Desa Sukarara. Motif ini sungguh sakral dan tidak boleh ditenun sembarang perempuan.
Motif tenun subahnale hanya boleh dibuat oleh wanita yang sudah mengalami menopause. Saat pengerjaan, wanita harus menenun sambil berdzikir.
Begitu melantunkan kata subhanallah, seketika penenun akan mengantuk dan tertidur. Namun bukannya berhenti, tangan si penenun akan terus melanjutkan tenunan secara 'ghoib' hingga dirinya terbangun nanti.