WahanaNews-Mandalika | Imbas kenaikan bahan bakar pesawat terbang avture membawa dampak ke harga tiket.
Selain itu, permintaan akan penerbangan juga tengah melonjak, sedangkan ketersediaan pesawat dan kursinya terbatas.
Baca Juga:
Dua Hadiah Untuk Divisi Humas Polri Dari Kapolri
Bahkan kabarnya untuk tiket pesawat dari Jakarta ke Singapura saja bisa tembus puluhan juta rupiah.
Selain itu, kenaikan tiket tersebut juga akan berpengaruh pada tingkat jumlah konsumen yang menggunakan jasa penerbangan.
Tak terkecuali perusahaan maskapai penerbangan yang ikut terkena imbasnya.
Baca Juga:
BNNP Jambi Tangkap Dua Orang Warga Aceh Bawa Sabu Seberat 781,842 Gram
Menanggapi hal tersebut, ketua harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, kenaikan tarif tiket pesawat terbang itu ibarat buah simalakama dimana hal itu menjadi dilema bagi para pemilik maskapai penerbangan.
"Bila tiket pesawat tak dinaikkan imbas kenaikan avtur, pemilik maskapai bisa merugi, naik tarif sebagian konsumen lari," kata Tulus kepada WahanaNews Kamis (14/7/2022).
Menurutnya, kenaikan tarif tersebut akan sulit dihindari karena dia menilai tarif pesawat itu sebagian dipergunakan untuk pembelian bahan bakar.
"Kenaikan tiket pesawat sulit dihindari, sebab 40 persen komponen tarif pesawat adalah untuk biaya avture," jelas Tulus.
Tulus menambahkan, selama tarif tersebut masih diambang bawah tidak akan ada gejolak.
Akan tetapi jika tarif itu sudah melebihi diambang batas tentunya itu akan ada dampaknya.
"Kenaikan ini yang terpenting adalah tarif pesawat tidak menyundul batas atas," pungkasnya. [dny]