WahanaNews-Mandalika | Sejumlah perusahaan financial technology (fintech) berlomba menawarkan pilihan pendanaan berupa paylater alias bayar belakangan ketika melakukan transaksi online.
Meski ada kemudahan di balik pilihan transaksi ini, paylater bisa membawa musibah bila konsumen tak paham dan tak berhati-hati.
Baca Juga:
Cara Aman Bertransaksi Paylater agar Terhindar dari Kerugian
Daripada menyesal di kemudian hari, simak 4 hal ini sebelum Anda memutuskan pakai paylater saat berbelanja:
1. Biaya pinjaman bisa melonjak tajam
Saat ini, banyak perusahaan fintech memberi iming-iming kemudahan memakai paylater tanpa biaya administrasi. Namun, jangan salah, tidak ada makan siang yang gratis. Memakai pilihan paylater, artinya Anda berutang, dan ada biaya di balik dana talangan tersebut.
Baca Juga:
Tak Kalah Bahaya dari Judi Online, Banyak Warga RI Ketagihan Paylater
Di sisi lain, biaya pinjaman tersebut bisa melonjak tajam jika konsumen tidak membaca syarat dan ketentuan dengan cermat. Selain itu terdapat pula beberapa potensi jebakan yang dibungkus dalam bentuk biaya tambahan lain.
2. Mendorong perilaku konsumtif
Sejumlah perusahaan menawarkan limit paylater hingga puluhan juta untuk satu pengguna. Ini bisa mendorong budaya konsumtif.
Misalnya, Anda jadi membeli barang yang tidak benar-benar butuh hanya karena limit paylater masih banyak. Hal tersebut memberikan ilusi seolah Anda masih punya banyak dana, padahal dana tersebut adalah milik pihak lain.
3. Risiko ketergantungan
Pada awalnya Anda mungkin hanya menggunakan paylater di saat kepepet, misalnya untuk membayar taksi online. Namun, lama-lama hal tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari karena cukup dengan sekali klik, Anda bisa dapat pinjaman. Akibatnya, muncul ketergantungan kepada opsi pendanaan tersebut.
4. Risiko gagal bayar
Kalau tiga hal di atas sudah terjadi, ada risiko seseorang terlilit utang paylater karena sudah menggunakan dana di atas kemampuan finansialnya. Kalau sudah gagal bayar, Anda bakal dikenakan denda.
Denda ini harus dibayarkan ketika kewajiban pembayaran tidak dilunasi sebelum batas waktu yang berlaku. Besaran denda ditentukan berdasarkan perjanjian antara konsumen dengan pihak penyedia paylater. Yang pasti, biaya denda ini akan semakin membebani utang Anda.
"Pengguna paylater mungkin mendapati diri mereka tidak mampu membayar pembayaran berkala dan kemudian berpaling ke kartu kredit atau bentuk lain dari (pinjaman) utang berbunga tinggi untuk membayar utang paylater ini," kata Fitch. [dny]