WahanaNews-Mandalika | Menghilang selama 17 bulan, seorang anak berinisial MFA (9), warga Desa Kidang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditemukan di area Sirkuit Mandalika.
"MFA ditemukan oleh anggota Brimob Lombok Tengah Brigadir Safi'i Apriadi yang sedang melaksanakan PAM di lokasi Sirkuit Mandalika," kata Komandan Kompi Brimob Lombok Tengah AKP Sandro Dwi Rahadian di Praya, Sabtu (8/1/2022).
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Sandro menceritakan kronologi penemuan anak tersebut.
Pada malam sekitar pukul 19.00 Wita, Brigadir Safi'i Apriadi sedang melaksanakan tugas pengamanan di area Sirkuit Mandalika bersama rekan kerjanya.
Tiba-tiba, dia melihat anak dan seorang laki-laki yang diketahui bernama Narep terbaring lemas di pinggir sirkuit.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Brigadir Safi'i kemudian dengan sigap menghampiri mereka.
Setelah didekati, ia mengenal sosok pria tersebut yang merupakan teman masa kecilnya dan tetangga satu desanya.
"Brigadir Safi'i langsung merangkulnya, bersama anak tersebut dibawa ke pos penjagaan dan memberikan makan terhadap keduanya," ucap Sandro.
Saat melihat bocah tersebut sedang makan, Safi’i teringat bahwa di desanya pernah terjadi kehilangan anak sekitar 1,5 tahun lalu.
Wajah bocah tersebut mirip dengan anak laki-laki yang hilang.
Kemudian, Safi'i mencari kontak tetangga MFA untuk memastikan apakah bocah tersebut adalah bocah yang hilang sekitar 1,5 tahun lalu.
"Setelah dirasa semuanya cukup, Brigadir Safi’i mengantarkan bocah tersebut kepada pihak keluarga," kata Sandro.
Sesampainya di rumah, MFA disambut isak tangis serta rasa haru yang mendalam dari pihak keluarga maupun kerabatnya.
"Bocah yang ditemukan tersebut adalah MFA yang hilang 17 bulan lalu," kata Sandro.
Menurut keterangan kakek MFA, bocah tersebut menghilang pada sekitar September 2020, saat bermain bersama teman-temannya.
Pihak keluarga sudah mencari ke mana-mana, namun tidak juga menemukan bocah tersebut.
Tidak hanya itu, keluarga bahkan menggunakan paranormal untuk mencari MFA. Namun, tetap saja gagal menemukan.
"Lebih dari 26 dukun atau paranormal yang saya gunakan, namun MFA tidak kunjung ditemukan," kata kakek MFA, Amaq Melaye.
Menurut pengakuan MFA, ia dibawa oleh Narep ke Jawa Tengah dengan berjalan kaki dan terkadang naik truk.
Sementara untuk makan, ia terkadang menjual petai dan membersihkan taman dan diberi makan oleh pemilik taman.
Setiap hari, ia dan Narep tidur di sebuah rumah kosong.
Adapun Narep adalah tetangga MFA.
Narep diduga mengalami kelainan psikis dan senang bermain dengan anak kecil. [rda]