WahanaNews-NTB | Covid-19 bikin geger lagi dengan kemunculan varian baru virus corona yang dinamakan Omicron. Mengutip CNN, Senin (29/11/2021), varian corona yang pertama kali terdeteksi di Afrika itu diduga sejumlah ahli lebih menular dari varian Covid-19 lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada 9 November lalu.
WHO memasukan Omicron dalam daftar Variant of Concern (VOC). Variant of Concern merupakan varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.
Baca Juga:
Update Covid-19 Per 18 Juni: Kasus Konfirmasi Virus Corona Harian Kian Melandai
Omicron bergabung dengan beberapa varian lain yang lebih dulu masuk kategori Varian of Concern WHO yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Saat ini, kasus Covid-19 varian Omicron di Afrika Selatan meningkat di hampir setiap provinsi di negara itu.
Kini, varian dengan nomor ilmiah B.1.1.529 itu telah menyebar ke setidaknya delapan negara mulai dari Inggris, Jerman, Belgia, hingga Hong Kong. Pusat pencegahan dan Pengadilan Penyakit Eropa mengatakan varian Omicron berpotensi lolos kekebalan vaksin dan lebih cepat menular dibandingkan varian Delta.
Para ahli pun telah merekomendasikan agar WHO menetapkan varian tersebut sebagai perhatian berdasarkan sejumlah besar mutasi varian, kemungkinan peningkatan risiko infeksi ulang, dan bukti lainnya.
Baca Juga:
Kemenkes Katakan Kasus Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Kembali Meningkat
Hingga kini, para ilmuwan masih terus melakukan penelitian dan belum bisa menjelaskan dengan detail apakah varian ini lebih menular dan mampu mengurangi efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada.
Salah satu yang memicu kekhawatiran para ahli adalah varian Omicron memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi, melebihi 30 sel kunci protein spike. Jumlah mutasi itu tidak biasa jika dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya selama ini. [dny]